Wajah, Jerawat, dan Kesabaran yang Diuji

“Kok masih jerawatan, sih? Nggak coba perawatan?”
“Mending kamu pakai ini deh!”
“Aduh aku 1 jerawat aja sakit banget. Kamu banyak gitu!”

Semua pertanyaan dan pernyataan di atas adalah sebagian kecil dari perkataan orang-orang untukku :” Sedih? Banget!

Ya, wajahku memang berjerawat semenjak SMP. Awalnya aku anggap ini wajar karna masa puber. Berlanjut SMA tapi masih saja nggak ada perubahan yang berarti. Kedua orang tuaku cuma menyarankan rajin cuci muka dan pilih-pilih makanan (ngurangin makan ayam, coklat, kacang, mie, dan makanan berlemak lainnya padahal itu makanan favoritku semua).

Bapak ibukku nggak meriksain aku ke dokter kulit karna trauma. Trauma? Ya, kakak perempuanku yang pertama juga pernah jerawatan. Lebih parah! Waktu itu periksa ke dokter kulit tapi nggak ada hasil dan semakin parah. Akhirnya beliau berdua hanya positive thinking mungkin ini memang karna hormon. Kebetulan kedua orang tuaku juga berjerawat. Akhirnya dengan terpaksa pula aku coba memaklumi.

Saat kuliah, aku benar-benar merasa minder. Nggak pede! Aku sering nangis. Akhirnya kedua orang tuaku pun merasa iba. Mereka meriksain aku ke dokter kulit di daerah sekitar rumahku. Pertama kali aku periksa ke dokter kulit dan mulai kenal namanya krim dokter. Kemudian disaranin facial juga. Dan ternyata facial itu sakit. Sakit pas komedo-komedonya diambil 😦 Tapi seneng? Cukup seneng. Jerawatku mulai berkurang. Tapi wajahku masih tampak kusam. Sekali lagi, aku masih nggak pede (kurang sabar! kurang syukur!). Padahal waktu itu sudah berjalan sekitar dua tahun. Aku pun akhirnya memutuskan untuk berhenti perawatan di dokter tersebut.

Perjalanan gonta-ganti krim wajah dimulai semenjak itu. Aku mulai mengenal banyak krim yang beredar di pasaran seperti baby cream, Adha, dll. Namun, aku nggak berani mencobanya terlalu lama. Takut wajahku kembali parah lagi.

Aku emang anaknya gampang ikut-ikutan alias labil banget masalah pilih produk skincare. Aku pun kembali ikut coba pakai skin care ke tempat yang lebih meyakinkan a.k.a kembali ke klinik dokter. Waktu itu aku ikutan kakak perempuanku yang kedua ke klinik di Sidoarjo.

Beberapa bulan setelah perawatan, aku mulai excited dengan wajahku saat itu. Mulai tampak glowing dan merasa cantik :” Tapi itu nggak berlangsung lama. Mungkin krim yang aku pakai dosisnya terlalu tinggi. Jerawatku pun mulai muncul lagi dan banyak! Meradang juga. Padahal aku pakai itu hampir satu tahun. Apalagi kalau diingat-ingat, itulah perawatan paling mahal yang pernah aku coba. Sekali konsul dan beli satu paket produknya sekitar 600rb. Dapat uang dari mana? Waktu itu aku pakai uang beasiswaku dan kadang minta uang ke ibuk 😦 Sedih banget kalau inget itu. Belum lagi kalau facial, mahal juga!

OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Awal perawatan, hasilnya bagus banget :” Ya Allah pipiku ginuk-ginuk dulunyaaa

Saat itu di penghujung kuliah (2016), aku pun memutuskan untuk berhenti di klinik itu. Dengan berat hati sebenarnya. Namun, gimana lagi aku nggak mau jerawat makin parah. Saran dari teman-temanpun mulai merasuki pikiranku lagi. Dari berbagai saran yang ada, aku merasa mantap ke dr.Rofiq yang ada di Malang. Tapi sekali lagi, aku kurang puas dengan hasilnya yang lama. Sebenarnya jerawatku uda mulai bersih tapi wajahku kusam dan kucel banget! 😦

Setelah lulus kuliah S1 sekitar bulan Juli 2016, aku berhenti lagi dari krim dokter. Dengan nafsu yang berlebihan ingin kembali bersih, aku nekat pakai krim yang dijual melalui akun instagram. Hampir satu tahun aku pakai produk itu dan aku kaget baru tahu kalau krim yang selama aku pakai itu ternyata bermerkuri. Saat itu wajahku emang putih tapi lama kelamaan mulai muncul jerawat meradang lagi. Akhirnya aku putuskan berhenti untuk kesekian kalinya.

IMG-20170509-WA0050
Ini saat wajahku pakai krim yang ternyata bermerkuri :”

 

Pertengahan 2017 aku sudah merasa lelah dan bingung pakai apa lagi. Aku putuskan kembali ke dokter di Malang tapi beda dengan dokter yang sebelumnya. Awalnya aku yakin banget karna pasiennya banyaaaak banget dan selalu antri lama. Akhirnya ada hasil. Jerawatku mulai hilang. Namun nggak tahu kenapa aku ragu aja karna yang meriksa gantian (kebetulan dokternya suami istri). Belum lagi aku nggak kuat bayarnya. Terlalu ribet juga banyak produk yang harus dipakai dan yang paling ngeselin wajahku jadi item parah! 😦 Aku pun berhenti nggak ke sana lagi apalagi tahu kalau beliau berdua belum dokter spesialis kulit. Patah hati untuk ke sekian kalinya!

Sempat nggak pakai apa-apa selama dua bulan, aku pun kembali memutuskan ikhtiar! Awal tahun 2018, aku ke dokter spesialis kulit. Beliau cewek dan cantik banget! Aku agak yakin. Dan sekali lagi terpaksa mengeluarkan uang yang nggak sedikit! Sepaket 500rb :” Jalan sekitar tiga bulan, akhirnya dengan berat hati dan patah hati entah ke berapa kali aku memutuskan untuk berhenti. Bukan karna nggak cocok sebenernya, tapi nggak kuat biayanya! Facial wash aja dihargai 80 ribu!

Tiga bulan setelah berhenti dari dokter tersebut, aku nggak pakai apa-apa. Cuma pakai masker Dead Sea Mask selama satu bulan :” Tapi aku merasa nggak lega, aku pun coba-coba lagi pakai Skin Care. Aku sekarang coba pakai Ms Glow (Sekali lagi kemakan iklan). Saat ini uda jalan kurang lebih sebulan, tapi aku belum ngerasain hasil yang berarti. Wajahku mulai bruntusan parah dan muncul jerawat batu. Ya Allah! Jujur aku sekarang capek hati. Nggak tahu ini aku harus berhenti atau gimana :”


2 thoughts on “Wajah, Jerawat, dan Kesabaran yang Diuji

Leave a comment